Friday, December 21, 2018



Kunjungan MAHAMERU FIS UNY ke BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam)

       



       Kunjungan BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) merupakan salah satu dari serangkaian agenda yang diprakarsai oleh divisi Lingkungan Hidup MAHAMERU FIS UNY. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat, 21 Desember 2018, pukul 09.00-11.00 bertempat di Aula BKSDA Yogyakarta. Kegiatan yang ditujukan untuk semua anggota ini bertujuan untuk membuka khazanah wawasan para anggota MAHAMERU mengenai konservasi dengan segala seluk beluknya. 


            

            Bapak Untung Sucipto, ST, MT berlaku sebagai pemateri, beliau menyampaikan beberapa hal mengenai konservasi Ex-Situ dan In-Situ, perbedaan Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Taman Wisata Alam. selain itu beliau memaparkan bagaimana sirkulasi pengendalian ekosistem alam khususnya hutan, regulasi penangkaran, proses bagaimana menetapkan suatu kawasan sebagai CA, SM, TWA dan Taman Buru . Untuk mengetahui praktek kinerja dari BKSDA, beliau memberikan kasus yang ditangani BKSDA, contohnya adalah kasus pengembalian tabiat liar seekor siamang yang telah dipelihara warga selama 18 tahun. Siamang yang telah diserahkan warga ke BKSDA tersebut kemudian di rehabilitasi selama beberapa waktu untuk mengembalikan sifat liarnya agar ia bisa beradaptasi di hutan.

         Beliau memberikan pesan kepada para pecinta alam, MAHAMERU khususnya untuk turut serta dalam menjunjung pilar konservasi. Yaitu melakukan perlindungan sistem penyangga kehidupan, menjaga kemurnian genetik dan keanekaragam jenis flora dan fauna, sertamenghindarkan jenis flora fauna dari bahaya kepunahan. Sebagai pecinta alam yang ranahnya adalah pendidikan, MAHAMERU mengemban amanah untuk terus melakukan koservasi alam dengan jalan edukasi.

Masyarakat Sejahtera, Hutan Lestari!
Salam Hijau, Salam Lestari !








Sunday, November 11, 2018

PEDULI LINGKUNGAN SEJAK DINI MELALUI PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP




Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) merupakan pendidikan tentang lingkungan hidup yang ditujukan untuk memberikan penyadaran dan keyakinan peserta terhadap pelestarian lingkungan sehingga dapat merefleksikannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Lingkungan Hidup dilaksanakan guna mengupayakan kesadaran dan kepedulian para peserta agar senantiasa melestarikan dan menjaga lingkungan di sekitar.


Pada bulan Oktober 2018, MAHAMERU menyelenggarakan kegiatan Pendidikan Lingkungan Hidup. Kegiatan ini dilaksanakan selama satu bulan, dimulai dari Jumat, 19 Oktober 2018 sampai dengan Jumat, 9 November 2018 yang terdiri dari empat kali pertemuan. Pendidikan Lingkungan Hidup yang dilaksanakan berlokasi di SD Negeri Karangmulyo yang berada diwilayah Kotagede, Yogyakarta. Kegiatan ini melibatkan peserta sebanyak 44 siswa dari kelas 3 dan kelas 4 SD.






Pendidikan Lingkungan Hidup dilaksanakan setiap hari Jumat selama satu bulan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada Jumat, 19 Oktober 2018, kemudian disusul dengan pertemuan berikutnya yaitu pada Jumat, 26 Oktober 2018 dan kemudian pada Jumat, 2 November 2018 serta puncak acara yang terakhir kali dilaksanakan yaitu pada Jumat, 9 November 2018. Kegiatan ini meliputi penyampaian materi seputar lingkungan hidup dan permasalahannya serta diselipkan kegiatan lain yang menarik minat peserta. Penyampaian materi di awali dengan materi lingkungan hidup secara dasar lalu dilanjutkan dengan materi sampah, dan berikutnya materi pohon dan hutan, serta kemudian ditutup dengan materi mengenai air.

 



Melalui media powerpoint dan video, peserta diajak untuk memahami dan menganalisis masalah lingkungan di sekitar. Para siswa pun aktif dalam menjawab berbagai pertanyaan serta berpartisipasi pada seragkain kegiatan dalam rangkaian Pendidikan Lingkungan Hidup.







Pendidikan Lingkungan Hidup yang diselenggarakan oleh MAHAMERU diharapkan dapat menambah wawasan peserta, khususnya siswa Sekolah Dasar terhadap lingkungan hidup yang selanjutnya akan timbul kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan. Contoh kecil yang dapat dilakukan yaitu membuang sampah pada tempatnya.


"Hijaukan Bumi, Damaikan Hati"




Monday, November 5, 2018



Siapa Yang Bertanggung Jawab ?


https://megapolitan.kompas.com/read/2017/09/07/08110131/sungai-sejuta-sampah-dan-kurangnya-kesadaran-warga

            Kini perilaku manusia kian hari semakin tak bisa dikendalikan. Kepedulian terhadap lingkungan semakin berkurang. Banyak perilaku-perilaku yang merugikan lingkungan. Walaupun sudah banyak larangan tetapi semua tidak diperdulikan. Seakan-akan hidup tidak berkelanjutan, tidak memikirkan kelangsungan hidup anak cucu masa depan. Jika sudah rusak siapa yang akan bertanggung jawab atas semua ini ? Siapa yang akan memperbaiki dan mengembalikan ke bentuk semula ? Jawabannya adalah kita sendiri, apakah kita sudah mampu menjaga lingkungan ini dengan baik, dengan tidak berperilaku buruk seperti membuang sampah sembarangan, menebang pohon secara besar-besaran, melakukan pemburuan hewan liar, dan perilaku buruk lainnya.
Apakah kita sudah melakukan kegiatan konservasi hutan, bersih sungai, atau membiarkan hewan liar tetap hidup di alamnya? Jika memang belum setidaknya kita bisa mengurangi dengan hal-hal kecil. Memulai untuk membiasakan diri mencintai lingkungan sekitar. Membuang sampah pada tempatnya, syukur-syukur mengambil sampah orang lain ke tempat sampah. Apakah sulit untuk membiasakan perilaku tersebut? Bagi kita yang belum terbiasa pasti sulit, enggan, bahkan tidak mau.
            Meskipun hanya masalah sepele, membuang sampah kecil seperti bungkus permen atau puntung rokok sembarangan akan menimbulkan dampak yang besar. Coba mari membayangkan sebentar, andaikan seratus orang membuang puntung rokok atau bungkus rokok dalam waktu yang bersamaan dan setiap hari. Sudah berapa banyak sampah yang dihasilkan selama sebulan, setahun, atau bahkan berjuta-juta tahun kemudian.
            Sungguh sangat disayangkan bumi yang menampilkan keindahan yang tak ada tandingannya dirusak begitu saja. Kemarin ketika sedang berjalan-jalan di daerah magelang tepatnya di dataran kaki Gunung Sumbing sempat melihat beberapa sungai di bawah jembatan yang banyak sekali sampah berceceran. Mayoritas didominasi sampah plastik yang proses penguraiannya membutuhkan waktu ratusan tahun. Dan kenapa harus disungai tempat air mengalir ? kenapa juga harus di daerah hilir ? Dampak dari tindakan tersebut akan memberikan pencemaran di seluruh bagian sungai yang dialirinya. Ketika musim hujan semua sampah yang ada di aliran sungai akan terangkut menuju laut dan akhirnya berdampak lagi pada makhluk hidup yang habitatnya di laut. Laut kini menjadi tempat pembuangan akhir.
            Tidak ada waktu terlambat untuk memulai, cobalah untuk membiasakan diri dari perilaku-perilaku baik. Mulailah menjaga kebersihan, taati aturan dan laksanakan. Alam akan diam jika dibiarkan begitu saja tetapi alam akan menangis jika diperlakukan semena-mena. Jagalah bumi maka bumi akan menjagamu.

SaveEarth!

Karya: Andika Krismondo