Saturday, April 12, 2014

MPA MAHAMERU IKUTI INTERNATIONAL LEADERS FESTIVAL 2014



Pebri Nurhayati, Surya Waradi Muwahid, Dimas Aditya Putra Wahindra, dan Kartika Dewi mewakili Mahasiswa Pencinta Alam MAHAMERU (MPA MAHAMERU) dalam ajang International Leaders Festival (ILF) 2014. Acara ILF kali ini bertempat di Jogja Nasional Museum. Acara yang berlangsung dari Kamis–Sabtu (6—8/3/2014) ini mengambil tema “Everyone Can Lead” bertepatan dengan peluncuran buku Everyone Can Leadyang ditulis oleh CEO XL AXIATA,  Bapak Hasnul Suhaimi.

 
ILF merupakan acara yang diselenggarakan oleh Youth Leaders Community dan XL AXIATA yang mempertemukan komunitas-komunitas yang menjadi pergerakan di daerahnya masing-masing. Acara ILF kali ini juga dihadiri pemuda dari berbagai negara di dunia seperti: Amerika serikat, Norwegia, dan Swiss. Pada hari pertama ILF dibuka dengan acara festival budaya internasional dari berbagai negara dan penampilan seni dari masing-masing komunitas yang berasal dari Jogja dan sekitarnya. Pada ILF kali ini dihadiri 30 komunitas, baik yang bergerak di bidang pendidikan, sosial, ekonomi, budaya, kesehatan, lingkungan maupun lainnya. MPA MAHAMERU termasuk ke dalam komunitas lingkungan yang lolos seleksi dan administratif untuk mengikuti ILF tahun ini.





ILF ini bertujuan untuk mempertemukan antara komunitas pergerakan dan pemerintah agar dapat bersinergi dan kolaborasi yang berkelanjutan guna mewadahi komunitas-komunitas pemuda pergerakan. Dengan adanya kolaborasi yang baik akan terbentuk relasi yang selaras antara birokrasi pemerintah dengan pemuda agar terakomodasi dalam hal pergerakannya. Pada Sabtu (8/3/2014) malam sebagai acara inti diadakan bincang-bincang bersama pembicara-pembicara dari berbagai kalangan seperti: Hasnul Suahaimi (CEO XL AXIATA), Angga Dwi Martha (United Nation Youth Advocate), Tika Yusuf (Public Speaking Mentor), Helmi Tanthawi (President Of INMM Student PNS.U. Department Of State) dan Irwanto Dwi M.P. (XL Future Leaders The Most Innovative Krannert Purdue, BCC USA).
“Dalam Era Globalisasi dan Asean Community 2015 seperti sekarang, orang Indonesia harus bisa unjuk gigi membawa perubahan dan memimpin dunia, karena saya yakin bahwa orang-orang Indonesia tidak kalah bersaing dengan negara lain di dunia,“ pungkas Hasnul Suhaimi.
Selain itu, Angga Dwi Martha selaku advocate pemuda Indonesia di PPB menceritakan bahwa “Pemuda-pemuda Indonesia harus dikasih support dan wadah dalam pergerakannya oleh negara jika ingin tidak ditinggal oleh bangsa lain.” Lain lagi Irwanto, mahasiswa UGM yang pernah mengikuti lomba bergengsi di AS ini menceritakan tentang jerih payahnya dalam menggapai juara. Dia mengatakan, “Lakukanlah yang terbaik dalam apapun, karena jika kalian tidak bersungguh-sungguh kalian tidak akan berhasil,” ungkap Angga.
Di sesi terakhir, Tika Yusuf selaku public speaking mentor membagikan kisahnya dalam mengikuti program Indonesia mengajar. Jika kita ingin bahagia kuncinya adalah kita harus bisa berbagi cerita pengalaman dan mengorbankan yang terbaik untuk Indonesia.
Acara ILF kali ini ditutup dengan deklarasi ke-30 komunitas yang ditandatangani langsung oleh Hasnul Suhaimi. Deklarasi ini diharapkan menjadi komitmen bersama dalam arah dan tujuan komunitas ke depan untuk langkah pergerakan. Semoga dengan mengikuti acara ILF ini pemuda-pemuda yang berada di komunitasnya bisa menjadi inisiasi pergerakan-pergerakan emas Indonesia. Salam ILF 2014! (kholik)
sumber : http://www.uny.ac.id/berita/mpa-mahameru-ikuti-international-leaders-festival-2014.html
 

Galeri Ekspedisi Cikuray





Cikuray merupakan salah satu gunung yang terdapat di Provinsi Jawa Barat tepatnya berada di Kabupaten Garut dengan ketinggian 2941 Mdpal. Ekspedisi ini dilaksanakan pada 16 November 2012 bersama dengan PA Raksa Buana dari SMAN 1 Cimaranggas.




Malam hari 16 November 2012 hujan baru mulai reda selepas isya. Jalanan di kaki lereng sebelah timur Gunung Cikuray masih basah oleh sisa air hujan. Adik-adik kami dari PA Raksa Buana SMA 1 Cimaragas masih menunggu di Pos Pemancar, sesekali mengirim pesan singkat agar kami segera menyusul. Harapan mereka sepertinya akan sia-sia karena kami yang dilanda kelelahan setelah menjalani rangkaian kegiatan (dan perjalanan panjang) non stop selama beberapa hari akhirnya memilih tetap di base camp. “biarlah mereka yang sudah berangkat mewakili kita mengeksplorasi keadaan diatas” kata salah seorang teman.

Bertahan di base camp ternyata benar-benar pilihan jitu (mungkin dapat dikatakan berkah) karena malam hari dan paginya kami bisa eksplorasi seluas-luasnya mengenai kondisi fisik dan sosial ekonomi masyarakat di Lereng Timur Cikuray, Desa Dayeuhmanggung, Kecamatan Cilawu, Garut. Yudi, Yeni, dan Vita mendapat beberapa responden dadakan dan sempat omong-omong hingga menjelang tengah malam. Paginya tidak kalah seru, tim berhasil “menemukan” beberapa mataair setelah menuruni lereng curam, wawancara dengan petugas penyuluh lapangan perkebunan teh, hingga mempelajari morfologi dan tanah Lereng Timur Cikuray.