Tuesday, June 29, 2010

SEMINAR EKSPLORASI SINDORO


Setelah melakukan pendakian Gunung Sindoro (3135 mdpl) dan juga dilakukan penelitian. Maka Tim yang di bentuk oleh MPA MAHAMERU melakukan presentasi hasil penelitian yang dilaksanakan pada hari Jum'at tanggal 21 mei 2010, bertempat di Ruang Ki Hajar Dewantara.

Pendakian dan eksplorasi Gunung Api Sindoro dilakukan dalam rangka pekan peringatan Hari Bumi 22 April 2010.

Sebagian besar undangan yang hadir adalah peserta pendakian dan mahasiswa umum. Adapun Penelitian yang di lakukan oleh MPA MAHAMERU berjudul "FUNGSI HUTAN SEBAGAI PENAHAN TINGKAT BAHAYA EROSI DAN ALIRAN KARBON DI SEPANJANG JALUR PENDAKIAN LERENG TENGGARA GUNUNG API SINDORO JAWA TENGAH".
Hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan oleh tim peneliti MPA MAHAMERU menunjukkan bahwa fungsi hutan yang terdapat pada toposekuen lereng tenggara Gunungapi Sindoro sebagai penahan laju erosi belum dapat berperan secara signifikan karena masih dipengaruhi oleh kondisi satuan medan yang masih berada dalam kondisi tingkat bahaya erosi tingkat rendah sampai tingkat tinggi.



GAMBAR


menyanyikan lagu Indonesia raya



kata sambutan ketua panitia





presentasi




foto bersama anggota MPA MAHAMERU

PERJALANAN GUNUNG HUTAN

Kegiatan perjalanan gunung hutan merupakan bagian dari mountaineering dimana kegiatannya terpusat dalam pendakian gunung dan menempuh hutan rimba. Perjalanan gunung hutan adalah bagian dari outdoor activity yang memiliki resiko cukup tinggi (High Risk) sehingga dibutuhkan perencanaan dan persiapan yang matang. Dalam melakukan kegiatan ini, seorang peserta dituntut memiliki persiapan fisik dan mental yang baik, perlengkapan yang memadai, packing perlengkapan yang benar, juga bekal makanan dengan komposisi yang sesuai dengan kebutuhan.

A PERSIAPAN PERJALANAN

Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam tahap persiapan adalah:

1. Memperhatikan maksud dan tujuan perjalanan

2. Mendapat informasi yang lengkap tentang tujuan yang akan didatangi. Hal ini mencakup: Peta, tansportasi, keadaan geografis, adat istiadat setempat, dsb

3. Mengurus perijinan

4. Perencanaan di lapangan, meliputi: Menyusun jadwal secara rinci, menyusun strategi (trmasuk rute yang ditempuh, tempat menginap, dsb), menetapkan waktu dalam mencapai target/ tujuan perjalanan

5. Persiapan fisik

B. PERLENGKAPAN

1. Perlengkapan Dasar

a. Perlindungan Kaki, meliputi: Sepatu, Kaos kaki, Geiter

b. Perlindungan tubuh, meliputi: Baju dan Celana Lapangan; Syal, Skebo, Balakiava, dan Kaos Tangan; Jaket; Raincoat/ poncho

c. Perlengkapan Masak dan makan, meliputi: Kompor, Korek Api, Nesting, Tempat Air

d. Perlengkapan penerangan

e. Ransel

2. Perlengkapan Pendukung

a. Perlengkapan akomodasi, meliputi: Tenda, Kantung tidur/ Sleeping bag, Alas tidur/ Sleeping mat, Pisau tebas dan pisau multifungsi (swissknife)

b. Perlengkapan navigasi: Kompas, Peta dan peta topografi, Protaktor untuk membaca koordinat dan membaca sudut peta, Alat tulis

c. Alat komunikasi, dapat mengunakan HT 2m, peluit, pita berwarna mencolok, senter (lakukan komunikasi sesuai standar komunikasi di lapangan).

C. PENGEPAKAN (PACKING)

Beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan dalam packing diantaranya:

· Barang-barang berat diletakkan setinggi dan sedekat mungkin dengan badan, barang ringan dapat ditempatkan diatas/ dibawah. Tentunya dalam meletakkan barang ini juga dengan memperhatikan prioritas penggunaan barang, dengan demikian barang yang sewaktu-waktu ddigunakan dapat segera diambil

· Barang-barang penting ditempatkan di tas pinggang atau kantong luar

· Usahakan penempatan barang seimbang sehingga tidak mengganggu perjalanan

· Barang dikemas dalam kantong plastik sebelum dimasukkan ransel

D. MAKANAN DAN MINUMAN

Dalam perjalanan gunung hutan, sebaiknya kita membawa makanan dan minuman yang cukup dan siap untuk dikonsumsi. Referensi dalam memilih dan menentukan makanan untuk perjalananan gunung hutan terutama dimaksudkan untuk:

· Sumber energi (berhubungan dengan kalori yang dikandungnya)

· Memelihara kondisi tubuh agar tetap sehat (berhubungan juga dengan komposisinya yang dikandungnya)

Persyaratan makanan:

· Cukup mengandung sumber kalori dan mempunyai komposisi gizi yang memadai.

· Tahan lama, ringan, mudah diperoleh, siap dimakan atau bila dimasak tidak lebih dari 15 menit

· hemat dalam pemakaian air (bila menggunakan air) dan bahan bakar

Langkah menentukan komposisi makanan:

· Perkiraan kondisi medan dan cuaca buruk, aktivitas yang akan dilakukan di medan operasi, dan berapa lama waktu operasi dilakukan, selanjutnya dihitung jumlah kebutuhan kalori per harinya.

· Susun daftar makanan yang memenuhi syarat diatas dan dikelompokkan menurut komposisi dominan. Dominan HIDRAT ARANG (HA), dominan LEMAK (LE), dominan PROTEIN (PR). Hitung masing-masing kalori totalnya.

· Atur komposisi makanan menurut pertimbangan:

Ø Total kalori per hari (menu siap makan) tidak kurang dari kebutuhan kalori

Ø Perbandingan berat kandungan HA:LE:PR=6:3:1

Ø Perbandingan tersebut menigkat menurut HA pada makan pagi dan siang

Ø Harga kalori bahan makanan dihitung per 100 gram siap makan



REFERENSI:

Anonim. 2006. Materi Perjalanan Gunung Hutan Perlengkapan, Packing, dan Makanan. Materi P1 dan P2 Penerimaan Warga Baru 2006. Madawirna UNY

----------. 2003. Buku Panduan Gladian. Mapala Silva Gama. Fakultas Kehutanan UGM

Arif Ashari. 2008. Perjalanan Gunung Hutan. Materi Diklatsar Mahameru 2008. Mahameru FISE UNY

Ehwan Kurniawan. 2004. Panduan Mendaki Gunung Dalam Infografis. Jakarta: PT Tunas Bola

Sigit Kurniawan. 2005. Gunung Hutan. Materi Diklatsar Mahameru 2005. Mahameru FISE UNY

Friday, June 25, 2010

MPA Mahameru: Make Our Environment Be Better

-->
Pernahkah kita merasa bahwa bumi semakin tidak nyaman untuk ditempati? Kondisi lingkungan yang semakin kurang mendukung kehidupan, anomali iklim, hingga bencana yang terjadi dimana-mana. Keadaan semacam ini tidak pernah terjadi pada masa lalu, yang kemudian banyak pihak segera menuding adanya kerusakan lingkungan sebagai penyebab munculnya kondisi ini. Akan tetapi bagaimanapun juga semuanya telah terjadi, dan toh degradasi lingkungan apapun bentuknya, muncul pula karena adanya kepentingan manusia untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, lebih maju, melalui berbagai upaya modernisasi. Oleh karena itu alangkah lebih bijaksana apabila mulai saat ini kita tanamkan rasa kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Bergerak untuk maju dan tidak hanya mengeluh pada keadaan. Hanya melalui kesadaran dari setiap individu sebagai komponen terkecil ekosistem alam maka kita dapat mencegah terjadinya degradasi lingkungan serta sebaliknya memelihara kondisi lingkungan sekitar yang lebih baik.
Untuk mewadahi kegiatan yang berhubungan dengan kepedulian lingkungan maupun tindakan nyata pelestarian lingkungan sekitar, saat ini telah banyak muncul berbagai organisasi yang bertujuan untuk mengakomodir kegiatan anggotanya dalam bidang tersebut. organisasi ini berdiri dalam berbagai bentuk perkumpulan baik yang bersifat formal maupun non formal yang kesemuanya muncul dari adanya kesadaran dari tiap individu terhadap kondisi lingkungan sekitar, dan kemudian muncul pula kebutuhan adanya wadah yang dapat dijadikan sebagai basis kegiatan seiring dengan dengan semakin meningkatnya kesadaran tersebut. Bentuk perkumpulan yang muncul salah satunya adalah perhimpunan mahasiswa pecinta alam (Mapala).
MPA Mahameru FISE UNY merupakan salah satu organisasi kepecintaalaman dengan kultur konservasi. Dengan kata lain kami memberikan porsi lebih untuk untuk belajar memahami dan melakukan tindakan untuk perbaikan lingkungan sekitar, serta menjadikan konservasi lingkungan sebagai karakteristik bagi MPA Mahameru. Dalam organisasi ini seorang mahasiswa pecinta alam tidak hanya sekedar menikmati alam, akan tetapi melalui aktivitas di lapangan rasa kepedulian terhadap lingkungan sekitar yang telah tertanam dalam diri seorang mahasiswa akan dapat diwujudkan melalui tindakan-tindakan nyata dengan mahameru sebagai pusat perencanaan dan kegiatannya. Menyitir kalimat Adhyaksa Dault dalam pelantikan anggota Vanaprastha di Gunung Lawu “kita hanya setitik air di tengah samudera, tetapi kita telah turut andil membentuk suatu gelombang” tindakan kecil bukan tanpa arti.

(Tulisan ini pernah dimuat di buletin Mahameru Post edisi Februari 2009)


Wednesday, June 23, 2010

PENCINTA ALAM ATAU PENIKMAT ALAM

Salam Lestari.....

teringat pada setiap pendakian yang dilakukan bersama anggota lain yang menggangap gunung adalah rumah kedua yang wajib dicapai. biasanya pada pendakian masing-masing anggota membawa tas ransel/carrier dan peralatan yang berat-berat dan makanan yang cukup agar dapat bertahan selama di perjalanan.

semua kegiatan diatas selalu kita namakan "pencinta alam"..dan dengan rasa percaya diri, seakan kita menunjukkan ke semua orang bahwa kita adalah pencinta alam sejati.


Namun, di balik itu semua, kadang terbesit pertanyaan yang mengganjal dihati. Hanya di dalam hati. Betulkah kami ini “pecinta alam” bukan sekedar “penikmat alam”?.

sebuah ilustrasi dapat diberikan lagi untuk menjelaskan maksud tulisan ini..

Biasanya pada setiap pendakian kita selalu melalui jalur yang sering dilalui oleh para pendaki. kalau kita teliti, kita bisa melihat sampah yang berserakan yang di tinggalkan oleh pendaki. sampah itu beraneka macam mulai sampah mie instan, botol air minum, bungkus permen, dll. sehingga dapat kita sebut gunung adalah perpustakaan sampah.

miris juga melihat keadaan tersebut..bukanya mau mengurangi, tapi menambahnya "iya".

wanti-wanti sering diberikan agar kita selalu menjaga kebersihan.

sekarang satu pesan yang dapat diberikan..."betulkah pencinta alam???..atau hanya sekedar menikmati alam..???

Wednesday, June 16, 2010

Susunan Pengurus Mahameru periode 2009-2010
















PENGURUS MPA MAHAMERU
PERIODE 2009-2010


Ketua : M. Arif Fauzi

Sekretaris : Fahad Nuraini
Bendahara : Andika Puspita PDK

Bidang Ekspedisi : Brantas SAJ
Anggita Pratama

Bidang Konservasi : HM. Aji
Ignasius Buana

Bidang Akademik dan Infokom : Rahmat Agung
Toffan

Bidang Logistik : Afni