Wednesday, January 29, 2014

Lawu 3.265 (Kampanye Go Green, Penyebaran Benih Tanaman dan Bersih Gunung)


Agenda pendakian massal yang setiap tahun diadakan oleh Mpa Mahameru kali ini akhirnya berangkat dengan 61 orang peserta. Dua truk yang kami pilih untuk menjadi alat transportasi menuju ke Lawu mengantar kami dengan setia. Berangkat dari Jogja, Sabtu, 19 Oktober 2013 pukul 09.00. Cuaca yang mengiringi kami selama perjalanan benar-benar luar biasa panas. Perjalanan selama 4 jam yang cukup membuat kami semua butuh pasokan air minum yang cukup banyak. Truk berhenti dua kali selama perlananan menuju ke Gunung Lawu alhasil karena panas yang terik, tujuan utama berhenti adalah...membeli minuman (hal yang perlu diperhatikan saat mendaki atau pergi kemanapun sediakan air minum yang mudah untuk diambil).

Perjalanan Menuju Gunung Lawu
Perjalanan 4 jam menuju ke Gunung Lawu berjalan dengan lancar. Senang rasanya karena salah satu dari teman mengabarkan akan datang, mas Rohmad (sesepuh mahameru) bersama temannya. Pukul 13.00 sampailah kami di Base Camp pendakian gunung Lawu. Ku kira basecampnya luas dan dapat digunakan untuk menampung 61 peserta, ternyata...jauh dari perkiraan. Ya sudahlah...akhirnya kami berkumpul ke tanah lapang di belakang tugu masuk (Jalur Lawu Via Cemoro Sewu). Peserta dibagi menjadi 4 kelompok.
Jalur pertama merupakan jalan yang kemiringannya belum terlalu curam, dengan tatanan batu dan kanan kiri berupa vegetasi hutan cemara. Terlihat dari beberapa titik di tempat tersebut sering digunakan untuk berkemah. Setelah melewati hutan cemara akan sampai di ladang dan perkebunan penduduk. Di sana sini terdapat bunga, saya menyebutnya itu bunga wortel. Entah benar apa tidak. Jalanan kemudian mulai menanjak, dan sesaat kemudian kami bertemu bangunan kecil beratap asbes. Nah,ada petunjuknya juga, sampailah kami di Sendang Panguripan. Setelah Sendang Panguripan ini kami mulai menyebarkan bibit Lamtoro (Leucaena glauca ). Sesaat kemudian kami bertemu dengan pendaki asal Jakarta, dan mereka menyarankan untuk mengisi ulang air karena di atas, sumber mata air sudah tak ada lagi. Kebetulan saat itu musim kemarau dan belum pernah turun hujan.
Doa bersama sebelum melakukan pendakian
Botol kosong kami telah terisi air, dan saatnya melanjutkan perjalanan. Vegetasi mulai rapat. Jalan mulai menanjak. Masih dengan jalan berbatu yang cukup menyiksa dengkul. 15 menit berselang sampailah kami di Pos 1, istirahat sejenak sambil menyapa ada seorang bapak dan seorang ibu yang berada di Pos tersebut. Kami berhenti sebentar, sambil melihat medan di depan mata semakin menanjak. Selesai istirahat, kami melanjutkan perjalanan. Namun cuaca petang itu kurang bersahabat, awalnya gerimis, lama-lama hujan deras pun datang. Niat awal ingin melanjutkan perjalanan, namun ada salah satu angggota yang tidak membawa jas hujan. Karena tidak ada yang tahu, pos 2 jauh apa dekat akhirnya kami memutuskan kembali ke Pos 1. Lumayan.....baru sekali ini naik gunung kehujanan deras. Sampai di Pos 1, ternyata kami bertemu rombongan kelompok 3. Untungnya mereka tidak kehujanan. Kelompok kami, yang sudah basah kuyup kehujanan akhirnya ganti pakaian dan menghangatkan badan dengan arang yang kami bawa. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya hipotermia. Setelah hujan cukup reda kelompok 4 menyusul, anggota kelompok mereka basah kuyup.
Ternyata benar keputusan yang kami ambil, jarak dari Pos 1 ke pos 2 lumayan jauh. Menjelang petang kami sampai di pos 2. Sesampai di Pos 2 ternyata kelompok 1 ada di sana, berteduh. Saat itu pos 2 benar-benar penuh sesak. Banyak pendaki lain juga berteduh. Pos 2 terletak di bawah tebing batu, terdapat bangunan permanen, lengkap dengan atap seng. Terdapat tanah terbuka yang dapat digunakan untuk mendirikan 4 tenda ukuran kecil (5 tenda cukup asal nyempil-nyempil :D). Dengan berbagai pertimbangan akhirnya ada beberapa teman yang nge-camp di Pos 1, di Pos 2 dan ada yang melanjutkan perjalanan dan nge-camp di Pos 3.
Pukul 22.15 udara terasa semakin dingin. Rupanya cuaca sudah mulai cerah. Bulan kembali menyinarkan terangnya. Beberapa teman yang nge-camp di Pos 2 bersiap-siap naik, disusul oleh beberapa teman yang nge-camp di Pos 1. Hari menjelang pagi, cuaca pagi di Lawu saat itu cukup cerah. Pos 2 ke pos 3 jaraknya tidak terlalu jauh. Di pos 3 terdapat gardu permanen, dengan seng yang sudah tidak lagi teratur karena kencangnya terpaan angin. Di pos 3, vegetasi tidak terlalu rapat, jadi wajar kalau anginnya mampu memindahkan atap seng dari tempatnya. Pos 3 ke pos selanjutnya ternyata masih jauh. Tapi medannya cukup mudah dilalui, karena disediakan fasilitas berupa tatanan batu dan ada beberapa bagian yang sudah dilengkapi besi pegangan. Dari Pos 3 tidak lama kemudian sampai di Pos Watu Putih. Watu Putih adalah tanah datar yang tidak terlalu luas dan tanahnya berupa tanah putih. Dari sini Telaga Sarangan sudah mulai terlihat (pada siang hari dan cuaca cerah) dan vegetasi edelweiss serta cantigi sudah dapat kita kita temukan.
Di seberang Watu Putih terdapat Pos 4, dataran yang tidak terlalu luas dan hanya muat 1 tenda kecil kapasitas 3-4 orang. Dari pos 4 ke pos 5 dapat ditempuh kurang lebih 20-30 menit. Pos 5 merupakan tanah lapang yang cukup luas. Banyak pendaki yang menggunakan tempat ini untuk mendirikan tenda sebelum ke puncak. Karena rombongan kami sudah mendirikan tenda di Pos 1, 2 dan 3, maka di Pos 5 kami hanya mampir istirahat dan kembali melajutkan perjalanan. Sebelum pos 5 terdapat sumber air yang bernama sumur Jolotundo. Selain Sumur Jolotundo, para pendaki juga mengambil air dari Sendang Drajat. Karena rombongan kami terpecah menjadi beberapa kelompok, maka saat sampai puncak setinggi 3265 Mdpal juga tidak dapat bersamaan, begitu pula dengan waktu turunnya.
Hargo Dumilah, Puncak Lawu, 3.265 Mdpal
Tidak semua peserta sampai puncak, maka pukul 08.00 rombongan kami sudah mulai turun dari puncak. Di bawah kami harus packing dan harus sampai basecamp pendakian pukul 15.00. Sekitar pukul 10.00 kami kembali ke Pos 3, pukul 11.30 sampai pos 2 dan pukul 13.00 sampai pos 1. Setelah sampai ladang penduduk, salah satu peserta ada yang cedera karena kakinya keseleo. Namun akhirnya peserta yang cedera berhasil turun dengan selamat.

Kami sampai di Basecamp pendakian pukul 16.00 molor satu jam dari target waktu yang ditentukan. Namanya juga kegiatan alam, terkadang waktunya tidak dapat diprediksikan. Apalagi dengan jumlah peserta pendakian yang cukup banyak. Akhirnya setelah berkumpul semua, kami naik truk dan bersiap kembali ke Jogja. Sampailah kami di Jogja pukul 19.30..perjalanan yang luar biasa, salam lestari :) 
Hasil membersihkan sampah sepanjang perjalanan turun