Thursday, June 6, 2013

Galeri Foto TIM Ekspedisi Kali Progo




















EKSPEDISI KALI PROGO


Latar Belakang Masalah: 
DAS progo termasuk DAS besar yang ada di pulau jawa yang bermuara dipesisir laut selatan. Luas DAS Progo 237.741 h dan panjang aliran sungai 140 km.Hulu dari DAS Progo berasal dari berbagai gunung diantaranya Merapi, Sindoro, Sumbing, Merbabu dan lainya. Dari berbagai gunung di atas ada gunung yang masih aktif dan sudah tidak aktif, gunung-gunung tersebut berdampak terhadap elemen lingkungan das progo yaitu fisik, sosial dan biotik. Dari gunung yang masih aktif dampak yang paling mempengaruhi adalah terjadinya erupsi yang menyebabkan deposisi lahar hujan. Sungai progo merupakan sungai utama dari DAS Progo, sebagai sungai utama. Sungai progo sangat bermanfaat terhadap manusia dan linkungan. Dengan adanya lahar hujan akibat dari letusan gunung merapi pada tahun 2010 berpengaruh besar terhadap terjadi sedimentasi yang ada di lembah sungai progo. Karena dampak sedimentasi masih terasa sampai saat ini maka dilakukan ekplorasi guna mengidentifikasi akibat yang ditimbulkan dari deposisi lahar hujan dari gunung merapi terhadap lingkungan di lembah sungai progo.

Metode: 1. Observasi langsung
              2. Wawancara

Analisis: Deskriptif Memperhatikan Aspek Keruangan Pembahasan: 
Berdasarkan hasil dari pengamatan lembah sungai progo telah terjadi diposisi lahar hujan. Terbukti telah terjadi diposisi di setiap airan yang behulu dari gunung Merapi. Sementara itu yang berhulu dari non-Merapi tidak ditemukan diposisi separah yang terjadi dengan aliran sungai yang behulu Merapi. Sedimen yang teradi di sungai Progo sebelum pertemuan dengan anak sungai yang berhulu dari sungai Merapi umumnya ber tektur halus (debu/ lempung), yang diduga hasil erosi yang berasal dari hulu. Sedimen yang di jumpai relative sempit dan dampak terhadap lingkungan dan manusia sangat kecil. Sementara itu dari pengatan yang ada di sungai dari aliran Merapi terjadi penambahan sedimen yang signifikan dari sebelumnya. Sedimen yang ada sanagat luas dan tebal dan bertektur pasir kasar, kerikil, krakal hingga batuan, sendimen yang terjadi di sungai Progo mempunyai dampak besar terhadap lingkungan dan manusia. Dampak yang terjadi akibat diposisi lahar dingin di lembah sungai Progo setiap pertemuan sungai yang berhulu Merapi sebagi berikut:

1. Pertemuan aliran sungai krasak dan sungai progo. Di temukan sedimentasi di pinggiran sungai dengan luas ± 3.500 m2 dengan kedalam sekitar 10- 50 cm dan bertekstur pasir kasar, krikil, krakal sampai batuan besar andesit. Dampak negative sedimentasi terhadap lingkungan sosial adalah terjadi penimbunan sawah yang berada persis di pinggir sungai, sehingga sawah tidak begitu subur akibat dari timbunan pasir. Sedangkan dampak positifnya adalah berupa penambangan pasir yang dilakukan warga sekitar untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Sedangkan dampak sedimentasi terhadap lingkungan adalah terjadi longsor tebing yang terjadi disekitar pinggiran sungai sehinnga sungai menjadi tambah luas. Karena sedimen tersebut terjadi pendangkalan sungai yang disebabkan material yang diangkut begitu banyak maka sungai mengalami pendangkalan bahkan ada sedimentasi yang mengumpul membentuk sebuah pulau yang mampu memecah aliran sungai.

 2. Pertemuan sungai Blongkeng dan sungai Progo. Sedimentasi yang terjadi di sungai Blongkeng dengan luas ±4500 m2 yang bertekstur pasir kasar, krikil, krakal, sampai bebatuan dengan kedalaman 50-80 cm. Jenis batu yang ada di sungai pabelan adalah batu andesit. Sedimen yang terjadi hanya ada di pinggir sungai jadi tidak membelah aliran sungai. Dampak negative sendimen terhadap lingkungan sosial adalah terjadinya longsor tebing sungai yang menggerus sawah warga sekitar, sehingga sawah yang dimiliki warga menjadi lebih sempit, bahkan ada warga yang menanam padi di pinggiran sungai karena begitu luasnya erosi yang di akibatkan aliran sungai. Dampak sedimen terhadap lingkungan, terjadi lonsor di sekitar tebing sungai yang berakibat pelebaran sungai dan pendangkalan akibat dari material gunung merapi.

3. Pertemuan sungai pabelan dan sungai progo. Sedimentasi yang terjadi di sungai Pabelan dengan luas ±1000 m2 yang bertekstur pasir kasar,krikil, dan krakal yang terdapat di pinggir dan di tengah sungai pabelan dengan ketebalan 30-60 cm, bahkan sedimen di sungai pabelan memecah aliran sungai pabelan. Sedangkan bebatuan besar ada di tengah- tengah kali Progo yang mampu memecah aliran sungai. Jenis batu yang ada di sungai pabelan adalah batu andesit. Dampak lingkungan sosial yang terjadi tidak ditemukan karena aliran sungai tidak berdampak langsung terhadap masyarakat sekitar. Warga sekitar memanfaatkan aliran sungai hanya sebagai tempat memancing. Longsor yang terjadi sangat kecil karena sangat luasnya sungai dan sedikitnya tebing sungai yang ada di sungai progo.

Dampak lain akibat diposisi lembah sungai progo dijumpai di bendungan ancol. Bendungan Ancol merupakan bendungan yang mengalirkan air ke selokan mataram. Dari diposisi lahar hujan sangat mengganggu aliran air irigasi, sedimen membuat saluran menjadi mampet sehingga pemerintah harus melakukan penggerukan pasir setiap harinya. Cara penangulanganya, pemeritah membuat keputusan bahwa warga di ijinkan untuk menambang pasir disekitar bendugan ancol karena pemerintah kekurangan dana. Sehingga terjadi hubungan timbal balik yang menguntungkan antara pemerintah dengan masyarakat sekitar.

by : tim ekspedisi MPA MAHAMERU FIS UNY